Senin, 24 September 2012

asongan vs pengamen vs pengemis

Mungkin hal biasa jika kita menemui pedagang asongan atau pengamen di bis umum, di indonesia meraka memiliki slogan "Sambung menyambung menjadi satu, itulah pengamen indonesia" *ngarang




sejujurnya para penjual asongan/penjual koran sangat saya hargai dibandingkan para pengamen / pengemis yang dilihat dari fisiknya lebih roso daripada pedagang asongan/penjual koran, terlebih kalo ada tato + rambut mohak (malak/ngemis mas)

pedagang asongan kiranya jelas usaha dan tujuan usahanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan atau keluarganya (berpikir positif) dibanding para pengamen yang entah uang itu untuk apa (kalo ga punya duit ngapain ngroko + nato badan mas), terlebih ijma' dari banyak ulama mengatakan hukum  musik adalah haram, untuk rujukanya bisa dilihat di site dibawah


ustadzaris.com/kata-sepakat-ulama-dalam-haramnya-musik

rumaysho.com/hukum-islam/umum/4063-alat-musik-dalam-pandangan-ulama-syafii.htm


yang mau saya omongin disini bukan masalah, pengamen, tapi jenis pengemis yang satu lagi, "pengemis yang mengatas namakan sumbangan masjid". sewaktu pulang ke Indramayu kemarin, saya sedikit kaget melihat seorang memakai koko + peci masuk ke bis, kemudian berbicara didepan bis membawakan sebuah hadits terkenal yang saya tau tentang amal yang akan berlanjut sampai di liang lahat. sampai pada akhirnya ujung-ujungnya menyebarkan amplop ke para penumpang

amplop diindikasikan amplop yang sudah tidak terpakai 

pertama yang saya pikirkan waktu itu ah mungkin beliau belum tau strategi/cara yang disyariatkan, kemudian sampailah amplop tersebut ditangan saya, wew, saya tersenyum , kenapa?

1. bagian belakang amplop trnyata sudah sobek (udah pernah dipake )

2. tahun pada amplop tersebut diganti make "SPIDOL" seharusnya masjid itu  sudah selesai agustus tahun 2011 malah diganti 2012-2014

3. tempat TKP di pulo gadung sedangkan amplop masjid ada di bekasi

kita doakan saja semoga ini bukan penipuan, muslim yang sudah menyumbang amalnya diterima oleh Alloh  'Azza Wa Jalla , dan uangnya digunakan semestinya

pengemis juga mempunya 2 varian, yaitu yang layak dikasihani dan selainya, jadi jangan buruk sangka dulu pada pengemis, mungkin dia telah terkena musibah sehingga hartanya ludes, tenaga sudah tidak mendukung untuk usaha, dan beberapa alasan lainya, mungkin lbih lengkap disini :